Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran
darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir di dalam
pembuluh darah. Peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar,
darah melalui jantung sebanyak dua kali sehingga terdapat peredaran
darah besar dan peredaran darah kecil.
Peredaran darah kecil
yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kanan) melaluli
arteri pulmonalis menuju ke paru-paru, kemudian melalui vena pulmonalis
kembali ke jantung (serambi kiri).
Peredaran darah besar
yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) melalui aorta menuju ke
seluruh tubuh, kemudian melalui vena cava kembali ke jantung (serambi
kanan).
1. Alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa dalam sistem peredaran darah. Dua rongga atas yang disebut dengan serambi (atrium) dan dua rongga bawah yang disebut bilik (ventrikel). Jantung memiliki tiga katup yaitu katup vena semilunair yang terletak pada pangkal aorta(arteri besar),
katup valvula bikuspidalis yang terletak antara bilik (ventrikel) kiri dan serambi (atrium) kiri, serta valvula trikuspidalis yang terletak antara bilik (ventrikel) kanan dan serambi (atrium) kanan.
Saluran yang keluar dari jantung disebut arteri. Arteri yang berhubungan langsung dengan jantung yaitu Arteri pulmonalis dan Aorta. Arteri pulmonalis membawa darah kaya CO2 menuju paru-paru dan aorta adalah arteri terbesar yang mengalirkan darah dari jantung(bilik/ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh.
Saluran yang menuju ke jantung disebut vena. Pada
jantung terdapat tiga buah vena yang berhubungan langsung dengan
jantung atrium yaitu vena cava superior, vena cava inferior dan vena
pulmonalis. Vena cava superior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian atas menuju ke jantung, vena cava inferior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian bawah menuju ke jantung dan vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju ke jantung.
Tekanan
darah pada orang dewasa yang normal adalah 120/80 mmHg. Nilai 120 mmHg
menunjukkan tekanan darah saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistol. Nilai 80 mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel relaksasi disebut tekanan diastol.
Bilik
(ventrikel) kiri mempunyai lapisan yang paling tebal karena berfungsi
mengedarkan arah dari jantung ke seluruh tubuh. Dan yang kedua
ketebalannya adalah bilik (ventrikel) kanan karena tugasnya lebih ringan
yaitu memompakan darah menuju paru-paru.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler.
1) Arteri, Arah alirannya meninggalkan jantung. Darah dalam arteri kaya akan oksigen kecuali arteri paru-paru, letak pembuluh ini agak dalam dari permukaan kulit
2) Arteriole, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan arteri.
3) Kapiler,
berupa saluran tipis yang memungkinkan terjadi pertukaran zat antara
darah dengan sel jaringan tubuh. Pada saat darah berada di kapiler,
terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen dari darah berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh berdifusi ke dalam darah.
4) Venule, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan vena.
5) Vena,
berfungsi untuk mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung.
Dindingnya tipis dan kurang elastis. Arah aliran darah dalam vena menuju
ke jantung. Darah di dalam vena kaya akan
CO2 kecuali vena paru-paru. Letak pembuluh vena dekat dengan permukaan kulit
2. Darah
Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin berfungsi untuk mengankut oksigen dan karbondioksida.
a. Plasma
merupakan
bagian darah yang berupa cairan. Fungsinya mengangkut sari makanan ke
seluruh tubuh. Selain itu di dalam plasma darah terdapat protein-protein
yang mempunyai fungsi khusus. Protein dalam plasma antara lain berupa albumin yang berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah , globulin yang berfungsi membentuk antibodi, dan fibrinogen yang berfungsi untuk pembekuan darah. Bagian plasma darah yang berperan dalam sistem kekebalan disebut serum. Serum ini mengandung berbagai antibodi yang penting dalam sistem kekebalan tubuh.
b. Sel-Sel Darah
sel-sel darah merupakan bagian darah yang berupa padatan.yang terdiri dari :
1) Eritrosit(sel darah merah),
berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang berperan sebagai pembawa
oksigen dan karbon dioksida. Bentuk eritrosit bikonkaf dan tidak
berinti. Eritrosit dibentuk di sumsum merah tulang pipa dan tulang
pipih, Eritrosit yang telah tua dan rusak dirombak di dalam limpa.
2) Leukosit (sel darah putih), berfungsi
dalam sistem pertahanan tubuh dan kekebalan, yaitu membunuh dan memakan
mikroorganisme dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit
dibentuk di sumsum tulang dan kelenjar limfa. Bentuk leukosit tidak
tetap karena bersifat amoeboid, diapedesis, dan fagositosis. Amoeboid artinya dapat bergerak bebas. Diapedesis artinya dapat menembus dinding pembuluh kapiler. Fagositosis, yaitu dapat membunuh kuman dengan cara memakannya. Jumlah leukosit normal adalah 4.000 – 10.000 per mm3 darah. Saat terjadi infeksi, jumlahnya dapat melebihi 10.000 per mm3 darah yang disebut leukositosis. Jika kadar leukosit kurang dari 4.000 per mm3 disebut
menderita penyakit leukopenia. Misalnya karena infeksi penyakit AIDS. Jika kadar leukosit di atas 200.000 per mm3 disebut menderita kanker darah atau leukemia.
3) Trombosit,
berperan dalam pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit dibentuk
di sumsum tulang belakang dan dapat hidup selama 8 hari. Bentuknya bulat
atau lonjong dan tidak berinti. Skema Pembekuan darah :
Setiap komponen darah mempunyai fungsi tertentu, sehingga fungsi darah beraneka macam, yaitu sebagai berikut :
1) Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jantung dan ke seluruh tubuh.
2)
Plasma darah, mengangkut sari makanan dari usus ke hati kemudian ke
seluruh tubuh, urea dari hati ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin,
dan hormon dari kelenjar endokrin ke seluruh tubuh.
3) Fagositosis, yaitu menelan kuman penyakit dan zat asing yang masuk dalam tubuh.
4) Limfosit menghasilkan antibodi untuk membunuh kuman dan antitoksin untuk menetralkan racun.
5) Melakukan pembekuan darah ketika terjadi luka. Yang berperan penting adalah trombosit.
6)
Menjaga kestabilan suhu tubuh, yaitu berkisar pada 37°C walaupun suhu
lingkungan berubah. Darah mampu menyebarkan energi panas secara merata
ke seluruh tubuh.
3. Golongan Darah
Karl Landsteiner (1968
– 1947), seorang ahli dari Austria, menemukan cara penggolongan darah
dengan sistem AB0. Menurut beliau, darah dapat dibedakan menjadi
golongan darah A, B, AB, dan 0 (nol). Penentuan golongan darah berdasarkan kandungan Aglutinogen (antigen) dan Aglutinin (antibodi)
dalam darah. Aglutinogen merupakan protein dalam sel darah merah yang
dapat digumpalkan oleh aglutinin. Ada dua jenis aglutinogen pada darah
yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinin merupakan protein di
dalam plasma darah yang menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin berfungsi
sebagai zat antibodi. Terdapat dua macam aglutinin yaitu aglutinin α (alfa) dan aglutinin β (beta). Aglutinin α disebut juga serum anti A yang akan menggumpalkan aglutinogen A. Sedangkan aglutinin β disebut juga serum anti B yang akan menggumpalkan aglutinogen B.
Tranfusi darah adalah proses penyaluran darah dari orang satu ke orang yang lainnya. Donor berarti pemberi dalam tranfusi darah dan resipien berarti penerima dalam tranfusi darah.
Golongan darah 0 disebut donor universal, artinya secara teori dapat ditransfusikan ke semua golongan darah tanpa digumpalkan oleh resipien. Hal ini disebabkan karena golongan darah 0 tidak mengandung aglutinogen. Sedangkan golongan darah AB disebut resipien universal, karena secara teori dapat menerima transfusi darah dari golongan apa saja. Hal ini disebabkan karena golongan AB tidak mengandung aglutinin sehingga tidak akan menggumpalkan darah jenis apapun dari donor.
4. Sistem Peredaran Getah Bening
Fungsi sistem peredaran getah bening (limfa)adalah sebagai berikut :
1. Untuk sistem pertahanan tubuh.
2.
Mengangkut kembali cairan tubuh, cairan plasma darah, sel darah putih
yang berada di luar pembuluh darah, dan mengangkut lemak dari usus ke
dalam sistem peredaran darah.
Cairan
limfa mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh
darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan
tubuh.
Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat. Kelenjar limfa berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut.
Alat tubuh yang mempunyai fungsi yang sama dengan kelenjar limfa yaitu limpa dan tonsil. Limpa
merupakan sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan
berwarna ungu. Fungsinya antara lain sebagai tempat penyimpanan cadangan
sel darah, membunuh kuman penyakit, pembentukan sel darah putih dan
antibodi, dan tempat pembongkaran sel darah merah
yang sudah mati.
Tonsil atau amandel
terletak di bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan. Tonsil yang
berada di belakang anak tekak yaitu di dalam rongga hidung disebut polip hidung. Fungsi tonsil adalah untuk mencegah infeksi yang masuk melalui hidung, mulut, dan tenggorokan.
5. Kelainan pada Peredaran Darah
Beberapa kelainan pada sistem peredaran darah adalah sebagai berikut :
a. Anemia,
merupakan keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin atau sel darah
merah. Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat.
Perdarahan yang berat juga dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia
dapat terjadi akibat terganggunya produksi eritrosit.
b. Serangan jantung,
ditandai dengan sakit pada bagian dada, gelisah, pucat, dan kulit
terasa dingin. Serangan jantungnya hebat dan tidak segera mendapat
pertolongan dapat menimbulkan gagalnya jantung memompa darah.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terkena serangan jantung adalah
tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok, penyakit
diabetes melitus, kegemukan, dan kurang olahraga.
c. Varises,
yaitu pelebaran pembuluh vena terutama di bagian kaki. Pada varises
yang parah, pembuluh vena tampak melebar dan berkelok-kelok. Varises
disebabkan oleh cacat/kerusakan pada katup vena sejak lahir. Varises
juga sering terjadi karena bertambahnya beban vena akibat terlalu banyak
berdiri, kehamilan, dan sebagainya. Pelebaran vena pada bagian anus
disebut wasir atau ambeian.
d. Tekanan darah rendah (hipotensi),
yaitu keadaan tekanan darah yang di bawah normal. Gejala hipotensi
adalah lesu, pusing, dan gangguan penglihatan, bahkan sampai pingsan.
Penyebabnya dapat karena terlalu banyak meminum obat penurun tekanan
darah, muntaber, dan pendarahan.
e. Tekanan darah tinggi (hipertensi),
yaitu keadaan tekanan darah yang melebihi tekanan normal. Penyebab
hipertensi adalah nikotin pada rokok, faktor keturunan, stress,
kelebihan berat badan, kelebihan garam, kurang olahraga dan kelebihan
obat-obatan.
Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah.Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.
Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot vang kuat memiliki kontraksi vang ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Dengan kekuatan kontraksinya, jantung mampu mendorong darah meninggalkan jantung. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata.
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler.
Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung.
Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus.
Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas.
Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal).
Sistem peredaran getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan - jaringan.
a. Sistem Pererdaran Darah Pada Ikan.
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah serambi (atrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium , yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka). selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.Darah ikan tampak pucat dan relative sedikit bila dibanding dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih. Lien (limpa) sebagai bigian dari sistem peredaran terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh
limpa.
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis,
Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting misalnya: vena cardinalisposterior dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika (membawa darah dari tubuh melewati hati),vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
b. Sistem Peredaran Darah Katak
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang
tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan
limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan
berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel – sel darah merah , sel
darah putih dan keeping sel darah.Jantung katak terdiri dari:
1. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
2. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung
4. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik.
Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula – mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali kejantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular.
Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja.
c. Sistem Peredaran Darah pada Reptilia
Sistem peredaran darah pada reptilian lebih maju bila dibandingkan dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yangberoksigen dan tidak beroksigen dalam jantung.
Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral. Jantung terdiri dari sinus venosus, serambi kiri dan serambi kanan, serta bilik kiri dan bilik kanan.
Pada umumnya, diantara dua bilik terdapat sekat (septum) yang tidak sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya sekat tersebut hamper sempurna dan terdapat foramen panizzae, yaitu lubang yang terdapat pada tempat pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju keaorta.
Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju ke aorta. Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus, menuju ke serambi kanan kemudian ke bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri.
Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus. Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang mensuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak
belakang.
Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung.
d. Sistem Peredaran Darah pada Aves
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan pembuluh-pembuluh darah.Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua bilik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim vang bercabang lagi menjadi arteri - arteri vang memberi darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta vang merupakan sisa dari arkus aortikus vang menrlju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri rnereduksi). pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kana hanya satu, yakni arteri pulmonis (pembuluh nadi paru -paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (verra) dibedakan atas:
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
3. Pembuluh balik yang datang jari paru - paru (pulmo) kanan dan paru – paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.